Senin, 16 Maret 2015

Pembuatan Larutan



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1               Latar Belakang
Banyak bahan kimia yang digunakan untuk praktikum berbentuk larutan. Untuk membuat larutanpada umumnya digunakan pelarut air. Ada juga beberapa larutan yang menggunakan pelarut lain.

Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untuk memahami sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia dan makhluk hidup pada umumnya. Reaksi-reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara zat murni.

Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam kebanyakan reaksi berlangsung didalam larutan air. Tubuh manusia menyerap mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan. Larutan biasanya terdiri dari dua zat atau lebih yang merupakan campuran homogen. Larutan disebut campuran homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam atau satu fase sehingga tidak dapat diamati dan bagian-bagian komponen penyusunnya meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra sekalipun.

Larutan terjadi jika atom, molekul atau ion dari suatu zat semuanya terdispersi (larut). Larutan terdiri dari dua komponen penting, komponen tersebut adalah  pelarut dan  zat terlarut. Biasanya komponen pelarut mengandung jumlah zat terbanyak dan komponen zat pelarut mengandung jumlah zat yang lebih sedikit.

Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu didalam larutan. Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar zat pelarut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil zat terlarut, maka konsentrasinya rendah atau encer. Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat, diantaranya sifat larutan non elektrolit dan larutan elektrolit.

Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan agar dapat mengetahui cara pembuatan suatu larutan dan cara mengencerkan larutan.

1.2        Tujuan
-          Mengetahui berbedaan pembuatan larutan NaCl dan H2SO4
-          Mengetahui reaksi yang terjadi pad proses pembuatan larutan NaCl dan H2SO4 dengan air
-          Mengetahui hasil dari konsentrasi dari pembuatan NaCl dan H2SO4
-          Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan














                                                                                BAB  2
                                                       TINJAUAN  PUSTAKA


Larutan adalah campuran homogen dari dua macam zat atau lebih. Zat padat, cair dan gas semuanya dapat dilarutkan ke dalam cairan untuk membuat larutan. Dengan kata lain, setiap campuran yang membentuk hanya satu fase adalah larutan. Sesuai dengan definisi atau pengertian maka udara bersih dapat dipandang sebagai larutan. Sebab larutan yang dianggap udara merupakan campuran homogen dari sistem gas seperti nitrogen, oksigen, argon, dan juga karbon dioksida, dan lain-lain (Khopkar, 1990).

Fasa larutan dapat berupa fasa cair, padat atau gas tergantung pada dua sifat komponen larutan tersebut. Dan tiga wujud zat seharusnya terbentuk dalam sembilan macam zat larutan, tetapi zat berwujud padat dan cair tidak membentuk dalam larutan dalam pelarut berwujud gas. Partikel yang berwujud padat dan cair dalam zat lain yang berwujud gas akan membentuk larutan heterogen (Khopkar, 1990).

Campuran adalah gabungan zat – zat yang berbeda jenisnya dengan perbandingan tidak tetap atau juga penggabungan antara dua zat atau lebih yang berbeda tanpa reaksi dan jenis – jenis campuran ada 2 macam, yaitu campuran homogen yang artinya adalah campuran yang seluruh bagiannya mempunyai perbandingan komponen yang sama sehingga sangat sulit untuk membeda – bedakan komponen zat penyusunannya dan campuran heterogen yang artinya adalah campuran yang perbandingan komponen disetiap bagiannya tidak sama sehingga masih dapat dibedakan zat – zat penyusunnya (Khopkar, 1990).

Kelarutan atau solubility merupakan jumlah maksimum dari suatu zat yang dapat larut didalam sejumlah pelarut pada temperatur atau suhu tertentu (Khopkar, 1990).

Kelarutan suatu zat memiliki beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
1) Jenis pelarut, zat bisa bercampur asalkan keduanya memiliki jenis yang sama.
2) Suhu, kelarutan suatu zat berwujud padat semakin tinggi , jika suhunya 
     dinaikkan.
3) Pengadukan, dengan diaduk maka antara partikel dan pelarut bertumbukan sehingga akan semakin cepat gula larut dalam cair (Hiskia, 1996).

Larutan  dapat   dibagi   menjadi   3,  yaitu:
1) Larutan Jenuh, suatu larutan yang mengandung sejumlah zat pelarut yang larut      dan mengadakan kesetimbangan dengan  zat pelarut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel – partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi.

2)  Larutan Tak Jenuh, larutan yang  mengandung (zat terlarut) kurang dari  suatu
     yang diperlukan  untuk membuat   larutan   jenuh atau dengan kata lain, larutan
     yang partikel–partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi.

3) Larutan Lewat Jenuh, suatu larutan yang mengandung lebih banyak solut tidak
     daripada yang   diperlukan   untuk   larutan jenuh atau dengan kata lain, larutan
     yang   dapat lagi melarutkan zat   terlarut   sehingga   terjadi endapan (Hiskia,
     2001).

Larutan Pekat adalah larutan yang memiliki atau mengandung sebagian besar zat pelarut sedangkan Larutan Encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil zat pelarut, relatif terhadap jumlah pelarut (Hiskia, 2001).

Air disebut pelarut universal karena dapat melarutkan lebih banyak zat daripada pelarut lainnya, tetapi tidak benar - benar universal, namun air merupakan pelarut yang luar biasa karena ditandai polaritas dari molekul air dan kecendrungan untuk membentuk ikatan hidrogen dengan molekul lain (Aminu.2010).
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Konsentrasi dinyatakan pada satuan fisik, seperti halnya satuan volume, satuan kimia, ataupun satuan berat seperti mol, ekuivalen, dan massa rumus. Konsentrasi memiliki 3 satuan antara lain :

1) Molalitas (m) merupakan  satuan  konsentrasi   yang penting untuk menentukan
     sifat – sifat   yang   tergabung   dari   jumlah   partikel   dalam   larutan.  Secara
     matematis pernyataan diatas dinyatakan sebagai berikut  :
                          m= n x1000/p
                          m=massa/Mrx1000/p
2) Molaritas (M) adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Secara
     matematis pernyataan diatas dinyatakan sebagai berikut :  
M = n/v
3) Fraksi mol (x)   menyatakan   perbandingan   mol  salah satu komponen dengan
     Jumlah   mol   semua   komponen –  komponen.  Fraksi   mol masing – masing
     komponen dalam suatu larutan dapat ditentukan sebagai berikut :
xA = nA/nA +B atau xB =  nB/nA+nB
     (Gunawan, 2004).
 
Sifat fisik yang dimiliki cairannya berminyak tebal, berbau namun memiliki bau tersedak ketika panas, tak berwarna dan memiliki rasa asam, sifat kimia yang dimiliki adalah asam kuat, bersifat korosif, memiliki afinitas yang sangat besar terhadap air, sifatnya reaktif, asam bervalensi 2, dan diperoleh dari reaksi SO
dengan air SO+HO®HSO (Karyadi, 1994).

Sifat fisik yang dimiliki NaCl adalah solid, memiliki rasa asin, mudah larut dalam air, dan tidak bisa melewati selaput semipermeable. Sifat kimia yang dimiliki NaCl adalah NaCl didapat dari reaksi NaOH dan HCl sehingga PHnya netral, ikatan ioniknya kuat () + () selisih elektronegatifnya lebih dari dua, dan larutannya merupakan elektrolit kuat karena terionisasi sempurna pada air (Sukardjo, 1997).
Air mempunyai sifat fisika dan kimia yang unik, karena fungsinya sangat penting dalam kehidupan mahluk di dunia ini. Air merupakan pelarut yang sangat baik. Air yang terdapat di danau, sungai, dan laut mengandung zat yang larut didalamnya (Gunawan, 2004).

Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang melepaskan kalor atau energi dari suatu sistem ke lingkungan. Sedangkan reaksi endoterm ialah reaksi kimia yang menyerap kalor atau energi dari lingkungan ke sistem. Salah satu contoh reaksi eksoterm adalah percobaan H
SO dan contoh reaksi endoterm adalah percobaan pembuatan larutan NaCl (Petrucci, 1987).





















BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1       Alat dan Bahan
3.1.1    Alat
-          Neraca analitik
-          Labu ukur 100 ml
-          Pipet tetes
-          Pipet ukur 1 ml
-          Gelas kimia 100 ml
-          Batang pengaduk
-          Corong kaca
-          Spatula
-          Kaca arloji
-          Botol semprot
-          Bulp
-          Alat tulis
-          Kalkulator

3.1.2    Bahan
-          NaCl
-          H2SO4 96 %
-          Aquades
-          Tisu

3.2       Prosedur Percobaan
3.2.1    Larutan NaCl
-      Ditimbang NaCl menggunakan neraca analitik sebanyak 1,0018 gram.
-      Dimasukkan aquades sebanyak 50 ml kedalam gelas kimia 100 ml.
-      Dimasukkan NaCl kedalam gelas kimia 100 ml yang berisi aquades.
-      Diaduk menggunakan batang pengaduk.
-      Dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml menggunakan corong kaca.
-      Dibilas gelas kimia 100 ml menggunakan aquades dan bilasannya di masukkan kedalam labu ukur 100 ml.
-      Ditutup labu ukur 100 ml dan di bolak-balik sambil dipegang tutupnya hingga tercampur rata.

3.2.2    Pengenceran H2SO4
-          Dimasukkan aquades sebanyak 50 ml kedalam gelas kimia 100 ml.
-          Dipipet H2SO4 96% sebanyak 1 ml dan dimasukkan kedalam gelas   
              kimia 100 ml.
-          Diaduk menggunakan batang pengaduk.
-          Dipindahkan ke labu ukur 100 ml menggunakan corong kaca.
-          Dibilas gelas kimia dan bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur
100 ml.
-          Dimasukkan sisa bilasannya dengan menggunakan pipet tetes.
hingga sampai dengan batas ukur 100 ml pada labu ukur.
-          ditutup labu ukur 100 ml dan bolak-balik sambil dipegang tutupnya
hingga tercampur rata.













BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       Tabel Pengamatan
NO
Nama Larutan
Konsentrasi
1.
Larutan NaCl
Molaritas
Fraksi Mol
Persen berat
0,171
3,065 X 10-3
1,0018%
2.
Larutan H2SO4
Molaritas
Fraksi Mol
Persen volume
0,180
3,262 X 10-3
1%

4.2       Reaksi
4.2.1    NaCl dan air
            NaCl + H2­O  Na+ + Cl- + H2O

4.2.1    2SO4 dan air
            2SO4 + H2­O  2H+ + SO4-2 + H2O

4.3       Perhitungan
4.3.1    Larutan NaCl
            Diketahui        :          
-           massa NaCl          = 1,0018 gram
-          Mr NaCl    = 58,5 gram/mol
-          Vlarutan                    = 100 ml
-          air             = 1 gram/ ml
-          NaCl                       = 2,16 gram/ ml
-          Mr air                    = 18 gram/ mol
            Ditanya           :
-          A. Molaritas ?
-          B. Fraksi mol ?
-          C. Persen berat ?
Jawab              :
A.    M =  =
                             =
                             = 0,171 M
B.     Fraksi Mol             =
Mol NaCl        =  =
                                    = 0,017 mol
Mol air             = =
Karena mol air belum diketahui maka kita cari terlebih dahulu massanya dengan cara sebagai berikut.
Vair =Vlarutan – VNaCl
VNaCl =  =
                        = 0,464 ml
Vair     = 100 ml – 0,464 ml
            = 99,356 ml
Massa air = V.  air
                     = 99,536 . 1
                 = 99,536 gram
Mol air =  =
                          = 5,529 mol
XNaCl =
          =         = 3,065 X 10-3
C.     Persen berat           =  X 100%
=  X 100%
= 1,0018%

4.3.2    Larutan H2SO4
            Diketahui        :
-          Kadar H2SO4                    = 96%
-                                                  = 1,84 gram/ ml
-          Vlarutan                            = 100 ml
-          Mr H2SO4                          = 98 gram/ml
-          VH2SO4                            = 1 ml
Ditanya           :
A.    Molaritas ?
B.     Fraksi mol ?
C.     Persen Volume ?
Jawab              :
A.    Molaritas sebelum diencerkan
M1 =              =
                              = 18,2
Molaritas setelah diencerkan
M1.V1 = M2.V2
M2       =        =
                              = 0,180 M
B.     Mol H2SO4            =
Karena massa H2SO4 belum diketahui maka kita cari terlebih dahulu massanya dengan cara sebagai berikut.
M H2SO4   = V. P
                  = 1. 1,84
                  = 1,84 gram
Mol H2SO            =   =
                                           = 0,018 mol
Mol H2O               =
                              = 5,5 mol
X H2SO4               =
                              =
                              = 3,262 X 10-3
C.     Persen Volume      =  X 100%
=  X 100%             
= 1%

4.4       Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan dua percobaan. Percobaan yang pertama yaitu pembuatan larutan NaCl ( zat pelarut ) dan aquades ( zat terlarut ). Pertama-tama NaCl ditimbang menggunakan neraca analitik didapatkan sebanyak 1,0018 gram kemudian dimasukkan kedal gelas kimia yang telah berisi aquades dan diaduk agar tercampur sempurna. Kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan dibolak-balik dari percobaan tersebut didapatkan konsentrasi sebanyak 0,171 M, fraksi mol 3,065 X 10-3 dan persen berat sebanyak 1,0018%.

Pada percobaan kedua, pengenceran larutan dari H2SO4 ( zat cair ) dan aquades ( zat terlarut ). Pertam-tama dipipet 1 ml H2SO4 kedalam gelas kimi yang telah berisi aquades sebanyak 50 ml dan diaduk agar tercampur. Kemudian larutan H2SO4 dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan dibolak-balik, dari percobaan tersebut didapatkan hasil konsentrasi molaritasnya sebanyak 0,18 M, fraksi mol sebanyak 3,262 X 10-3 dan persen volumenya sebesar 1%.

Perbedaan pembuatan larutan NaCl dan H2SO4 yang pertama adalah cara pengukuran takaran NaCl menggunakan neraca analitik karena menggunakan zat padat, sedangkan H2SO4 diukur menggunakan pipet Volume krena merupakan zat cair. Yang kedua dalam dalam menghitung konsentrasi, NaCl menggunakan rumus  sedangkan larutan H2SO4 menggunakan rumus pengenceran yaitu M1V1 = M2V2.

Fungsi perlakuan pada pembuatan larutan NaCl diantaranya dilakukan penimbangan menggunakan neraca analitik agar mendapatkan NaCl yang diinginkan. Dilakukan pengadukan agar NaCl dan pelarut aquades bercampur dengan rata dan larutan sempurna. Dibolak-balik labu ukur untuk menghomogenkan larutan. Fungsi perlakuan pada H2SO4 diantaranya dilakukan pengukuran menggunakan pipet volume agar mendapatkan volume H2SO4 yang diinginkan. H2SO4 dimasukkan kedalam gelas kimia yang sudah berisi aquades, hal ini dilakukan agar menghilangkan panas dari H2SO4. Apabila H2SO4 dimasukkan terlebih dahulu tanpa berisi aquades akan memercik dan yang paling bahayanya mengakibatkan pecahnya gelas kimia. Labu ukur dibolak-balik untuk menghomogenkan larutan H2SO4.

Pada penentuan molaritas NaCl menggunakan rumus M =  karena sudah diketahui masa NaCl melalui penimbangan, Mr NaCl, dan volume larutannya. Sedangkan pada penentuan molaritas H2SO4 menggunakan rumus m =  karena yang diketahui kadar H2SO4 sebanyak 96%, masa jenis H2SO4 sebesar 1,84 gram/ml dan Mr H2SO4. Serta rumus pengenceran yaitu M1V1 = M2V2. Digunakannya rumus pengenceran M1V1 = M2V2 karena larutan H2SO4 dicampurkan dengan aquades.

Faktor kesalahan pada percobaan pembuatan laruatan ini diantaranya kurangnya ketelitian  dalam pengukuran NaCl menggunakan neraca analitik dan kurang teliti dalam pengukuran H2SO4 menggunak pipet ukur 1 ml.
BAB 5
PENUTUP

5.1       Kesimpulan
-          perbedaan pembuatan larutan NaCl dan H2SO4 diantranya yaitu cara penakaran NaCl menggnakan neraca analitik, sedangkan H2SO4 penggunakan pipet ukur 1ml. Rumus yang digunakan untuk menghitung konsentrasi NaCl menggunakan rumus, sedangkan larutan H2SO4 menggunakan rumus
-          a.  Reaksi yang terjadi pada pembuatan larutan NaCl dan air
                                    NaCl + H2O  Na+ + Cl- + H2O
                   b.  Reaksi yang terjadi pada pembuatan larutan H2SO4 dan air
                                    H2SO4 + H2O   2H+ + SO­4-2 + H2O
-          Pada pembuatan NaCl didapatkan didapatkan konsentrasi           molaritasnya 0,171 M, fraksi mol 3,065 x 10-3 dan persen berat 1,0018%. Pada pembuatan larutan H­2SO4 didapatkan konsentrasi molaritasnya 0,18 M, fraksi mol 3,626 x 10­-3 dan persen volume 1%.
-          Faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, jumlah zat,      jenis zat, dan tekanan.

5.2       Saran
Sebaiknya dalam percobaan pembuatan larutan menggunakan bahan yang lain seperti NH4Cl, CH3COONH4, HCl, dan lain-lain agar mendapatkan hasil yang beragam.
                                               





DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 1996. “Kimia Larutan”. Bandung : Citra Aditya Bakti
Achmad, Hiskia. 2001. “Kimia Larutan”. Bandung : Citra Aditya Bakti
Gunawan, Adi dan Roeswati. “Sifat Fisik dan Kimia”. Jakarta : PT. Gramedia
Irfandah, Aminu. 2010. “Mengapa Air Disebut Pelarut Universal”. Yogyakarta :                   Farmasi UGM
Karyadi, Grenny. 1994. “Kimia Dasar 2”. Jakarta : DEPDIKBUD
Khopkar, S.M. 1990. “Konsep Dasar Kimia Analitik”. Jakarta : Universitas
                 Indonesia
Petrucci, R. 1987 .“KimiaDasar 2” .  Bandung   :     ITB
Sukardjo. 1997. “Kimia Fisika”. Jakarta : PT. Rineka Cipta








Tidak ada komentar:

Posting Komentar